Hewan-Hewan Prasejarah yg mempesona Friday, January 8, 2010
Deinotherium
Deinotherium
merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah menginjakkan
kakinya di Bumi. Makhluk prasejarah yang hidup di kala Miosen tengah
hingga awal Pleistosen ini pada umumnya memiliki tinggi 3,5 – 4,5 meter
(ukuran Deinotherium dewasa) dengan berat berkisar antara 5 – 14 ton.
Deinotherium yang merupakan kerabat dekat gajah modern pada dahulu kala
hidup tersebar di beberapa wilayah Asia, afrika, dan Eropa. Bentuk
fisiknya tidak jauh berbeda dengan gajah modern, hanya saja ia memiliki
belalai yang lebih pendek dan gading yang terletak di rahang bagian
bawah. Gading ini mungkin digunakan sebagai alat untuk menggali tanah
untuk mendapatkan akses ke akar-akaran dan sayuran. Genus Deinotherium
memiliki tiga spesies yang telah dikenali, dan semuanya memiliki ukuran
yang besar. Spesies itu diataranya Deinotherium giganteus, Deinotherium
indicum, dan Deinotherium bozasi.Therizinosauridae
Therizinosauridae
merupakan Dinosaurus dari keluarga Theropoda yang hidup pada akhir
periode Cretaceous (99.6 – 65.5 juta tahun silam). Tidak seperti
kebanyakan Theropoda yang merupakan karnivora, Therizinosauridae adalah
herbivora (walaupun beberapa diantaranya diketahui sebagai omnivora).
Perlu digaris bawahi, Therizinosauridae merupakan nama dari suatu
familia dalam klasifikasi ilmiah. Nama ini pertama kali digunakan oleh
Evgeny Maleev pada tahun 1954 untuk memasukkan Therizinosaurus
cheloniformis – jenis Theropoda yang masih memiliki banyak teka-teki –
kedalam suatu familia bersama dengan Segnosaurus dan Nothronychus.
keluarga Therizinosauridae memiliki bentuk fisik yang eksentrik. Pada
umumnya mereka berleher panjang dan memiliki bulu. Selain itu
cakar-cakar mereka juga cukup besar, mungkin ada yang lebih dari satu
meter panjangnya.Epidexipteryx
Epidexipteryx
adalah genus Dinosaurus maniraptorian kecil. Hewan prasejarah yang
hidup di wilayah China sekitar 152 – 168 juta tahun silam ini merupakan
salah satu Dinosaurus terkecil yang pernah ada. Ukuran dewasanya hanya
mencapai 10 inci (kurang lebih seukuran burung merpati). Salah satu
daya tarik dari Epidexipteryx ialah empat bulu panjang yang tumbuh di
bagian ekornya. Tidak seperti bulu yang biasa kita temui pada
hewan-hewan kelas aves, struktur bulu pada Epidexipteryx ini layaknya
seperti satu lembaran pita yang berdiri tegak memanjang ke atas. Namun
karena kurangnya remiges (bulu sayap) membuat hewan ini tidak dapat
terbang.Longisquama insignis
Hidup
pada pertengahan hingga akhir periode Triassic (230 – 225 juta tahun
silam), Longisquama insignis merupakan kadal purba yang begitu menarik
karena ia memiliki serangkaian “bulu” panjang yang berdiri tegak
disepanjang punggungnya. Struktur “bulu” tersebut hingga kini masih
menjadi bahan perdebatan dikalangan para peneliti. Beberapa peneliti
meyakini bahwa struktur panjang yang tumbuh di punggung Longisquama
bukanlah sejenis bulu, melainkan sisik yang umumnya dapat kita temukan
pada reptil seperti Iguana. Bedanya sisik pada Lingisquama lebih
panjang dan berbentuk sedikit janggal. Namun menurut pendapat ahli
paleontologi, N. Frasher didalam bukunya Dawn of The Dinosaurs: Life in
the Triassic, struktur memanjang tersebut bukanlah bagian dari
tubuhnya. Struktur ini kemungkinan hanyalah sejenis tumbuhan pakis yang
ikut menjadi fosil bersamanya lalu kemudian disalahtafsirkan. Pendapat
Frasher mungkin diperkuat oleh fakta struktur fosil yang ditemukan pada
beberapa hewan memang sering tidak ada kaitannya dengan fosil hewan
tersebut.Sharovipteryx
Sharovipteryx
merupakan reptil yang hidup sejaman dengan Longisquama, yakni pada
pertengahan hingga akhir Triassic. Makhluk purba yang memiliki panjang
tubuh sekitar delapan inci dengan berat 7,5 gram ini sangat unik karena
ia memiliki ukuran kaki belakang yang sangat lebar dibanding kaki
depannya. Kaki belakang yang begitu lebar, ditambah dengan adanya
membran yang tumbuh diantaranya membuat ia seolah-olah memiliki sayap
yang dapat digunakan untuk terbang. Walaupun pada kenyataannya hewan
ini memang tidak dapat terbang layaknya burung, namun bukan berarti
bentangan selaput sayap pada kakinya itu menjadi tidak berguna.
Penelitian terbaru menyebutkan berkat selaput sayap ini Sharovipteryx
dapat lebih gesit pada saat meluncur dari suatu tempat ke tempat
lainnya dikarenakan mekanisme kerjanya yang sangat mirip dengan delta
wing pada pesawat tempur modern. Beberapa peneliti menganggap hewan ini
mungkin memiliki hubungan yang erat dengan pterosaurus mengingat meraka
sama-sama memiliki membran penerbangan yang tumbuh diantara kedua
kakinya, walaupun hal ini masih sangat kontroversial.Pterodaustro
Pterodaustro
memiliki tengkorak yang sangat panjang, yakni sekitar 29 cm. Moncongnya
mendominasi 85% dari total panjang tengkorak. Keanehan bentuk fisiknya
yang lain yaitu set gigi yang tidak biasa. Gigi yang tumbuh dirahang
bagian bawah bagaikan ribuan sekat bulu yang kemungkinan ia gunakan
sebagai alat untuk menyaring plankton, ganggang, maupun makhkluk kecil
lainnya dari air. Gigi yang jumlahnya ribuan tersebut tumbuh dalam dua
alur panjang yang sejajar dengan tepi rahang. Panjangnya sekitar 3 cm
dengan lebar antara 0,2 – 0, 3 milimeter. Awalnya diduga struktur ini
bukanlah gigi, namun setelah dilakukan beberapa penelitian dugaan
tersebut akhirnya luntur. Struktur itu benar-benar merupakan gigi
normal karena terdapat enamel, dentin dan pulpa.Microraptor
Genus
Microraptor merupakan salah satu jajaran Dinosaurus kecil. Mereka hidup
sekitar 120 juta tahun yang lalu dan populasinya tersebar di beberapa
wilayah China. Jenis ini umumnya memiliki empat buah sayap dengan satu
ekor yang memanjang. Kendati memiliki dua pasang sayap, Microraptor
tidak dapat terbang. sebaliknya, ia mungkin hanya meluncur dari suatu
tempat ke tempat lainnya seperti seekor tupai terbang. Sebagian
kalangan evolusionis menganggap hewan ini merupakan makluk peralihan
dinosaurus ke burung, dimana dengan kemampuan meluncurnya itu dapat
berkembang menjadi sistem penerbangan. Beberapa peneliti berpendapat,
hewan ini kemungkinan banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan,
merujuk fakta bahwa sayap Microraptor menghalangi kemampuan mereka
untuk berjalan di atas tanah.Amphicoelias fragillimus
Fosil
yang sukar dipahami ini ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal
Edward Drinker Cope. Cope telah banyak menemukan fosil-fosil
prasejarah, namun yang satu ini ialah yang paling aneh. Bagaimana
tidak? satu-satunya fosil aneh tersebut ialah potongan tulang belakang
yang memiliki panjang keseluruahan diperkirakan 40 – 60 meter! Apabila
ukuran ini benar-benar valid, itu menjadikan Amphicoelias fragillimus
mungkin merupakan makhluk terpanjang dan terberat yang pernah ada
(bersaing dengan paus biru dan Argentinosaurus). Namun sekali lagi,
fosil tersebut masih banyak menjadi perdebatan karena sulitnya untuk
mengidentifikasi dari penemuan fosilnya yang sangat-sangat minim.
Apakah makhluk ini merupakan hewan terbesar yang pernah berjalan di
bumi? ataukah hanya kesalah pahaman dan hanya sekedar tipuan?Deinocheirus
Satu-satunya
fosil yang ditemukan dari Dinosaurus ini hanyalah sepasang lengan dan
beberapa bagian tulang belakang. Kemungkinan Deinocheirus merupakan
kerabat dari Ornithomimosaur, setidaknya itulah anggapan para ahli
paleontologi. Ia merupakan genus dari Dinosaurus Theropoda besar yang
hidup pada periode Cretaceous akhir dan populasinya tersebar di selatan
Mongolia. Lengannya mungkin terlalu panjang untuk tubuhnya dan cakar
tangannya itu semakin mengindikasikan bahwa dirinya merupakan salah
satu Dinosaurus yang mematikan. Namun sebenarnya, kegunaan “senjata”
tersebut masih banyak diperdebatkan. Beberapa peneliti mengatakan cakar
itu digunakan sebagai alat utama untuk berburu. Beberapa lainnya
mengatakan cakar terlalu tumpul, sehingga hanya digunakan sebagai
senjata defensif. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa
Deinocheirus menggunakan lengannya yang besar untuk memanjat pohon,
meskipun hipotesis ini secara luas diabaikan.Diprotodon
Sebelum
manusia pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000
tahun lalu, beraneka ragam hewan berkantung berukuran besar pernah
hidup di sana. Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon. Hewan
berkantung yang satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil
dewasa. Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip seperti
seekor Wombat – spesies hewan berkantung Australia – namun berukuran
raksasa. Sama seperti kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya,
Diprotodon juga mengkonsumsi dedaunan sebagai makanan utamanya.
Meskipun mereka bukanlah hewan yang memiliki pergerakan gesit seperti
Kanguru, namun ukuran badannya yang besar dan kuat membuat para
predator sangat sulit untuk menaklukannya.Ambulocetus
Inilah
salah satu makhluk purba yang banyak diklaim para penganut
Neo-Darwinisme sebagai bukti kuat periode transisi spesies makhluk laut
ke darat. Ambulocetus, hewan purba dengan perawakan mirip campuran
nenek moyang paus dan berang-berang hidup di wilayah yang kini disebut
sebagai Pakistan modern sekitar 50 juta tahun lalu. Panjang tubuh
seekor Ambulotecetus dewasa diperkirakan sekitar 12 kaki. Bentuk
kepalanya besar dengan rahang yang panjang. Gigi-gigi tajamnya didesain
untuk menangkap dan mencengkram mangsanya. Didalam air, ia dapat
bergerak dengan gesit berkat bantuan ekornya yang digunakan sebagai
“motor” bagi tubuhnya.Lystrosaurus
Sebelum
kemunculan Dinosaurus, kehidupan makhluk di Bumi pernah diramaikan oleh
beberapa hewan aneh yang menyerupai reptil. Salah satunya ialah
Lystrosaurus. Hewan purba yang cukup menarik karena bentuk tubuhnya
yang aneh ini hidup di habitat berawa-rawa, namun ia juga tidak masalah
jika harus terpaksa mendiami tempat-tempat yang tergolong kering.
Lystrosaurus diperkirakan mendiami bumi sekitar 230 juta tahun yang
lalu.Harimau Gigi Pedang
Inilah
hewan purba yang bagi saya paling mempesona, Harimau Gigi Pedang.
Mereka merupakan salah satu hewan zaman es yang begitu terkenal. Salah
satu predator terganas nan mematikan yang pernah menginjakkan kakinya
di bumi ini. Harimau Gigi Pedang mendiami wilayah barat Amerika Serikat
pada akhir zaman es, tetapi mereka juga tersebar beberapa wilayah
Amerika Utara lainnya serta beberapa berdiam di wilayah Amerika Selatan.Diketahui,
terdapat dua Genus dari hewan ini, yaitu Genus Smilodon dan Genus
Homotherium. Pada umumnya jenis dari Genus Smilidon panjang taringnya
bisa mencapai lebih dari 18 centimeter, sedangkan untuk genus
Homotherium memiliki panjang taring sekitar 10 centimeter. Hewan ini
memburu kuda, banteng, antelope sebagai makanannya.Phorusrhacos
Sekitar
20 juta tahun yang lalu, Amerika selatan merupakan daratan yang
memiliki begitu banyak variasi spesies burung dan mamalia. Salah
satunya yang cukup terkenal ialah spesies burung karnivora bernama
Phorusrhacos. Ia adalah spesies burung yang tidak dapat terbang. Tinggi
badannya bisa mencapai 10 kaki (3 meter). Meskipun tidak dapat terbang,
mereka ialah pelari-pelari cepat. Ini menjadikan Phorusrhacos dapat
dengan mudah untuk menangkap mangsanya. Spesies Phorusrhacos
diperkirakan eksis hingga 3 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan
memperkirakan kepunahan Phorusrhacos disebabkan oleh munculnya beberapa
predator lain yang bermigrasi dari Amrika Utara ke Selatan setelah
keduanya dihubungkan oleh daratan Amerika tengah yang muncul ke daratan.
sumber: kaskus.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar