Tedy
Pariansyah (6), bocah dari keluarga transmigrasi di satuan pemukiman
(SP) Suliliran, Kecamatan Pasir Balengkong, Kabupaten Tanahgorgot,
Kalimantan Timur, Rabu (3/12), menjalani operasi biofsi di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan. Operasi ini untuk
mengambil jaringan pada daging yang tumbuh di kuku tangan dan kaki yang
tumbuh sejak umur satu tahun.
Tuti Andriani, Ketua tim dokter yang
menangani Tedy Pariansyah, didampingi Direktur RSUD Kanujoso
Djatiwibowo, HM Syafak Hanung di Balikpapan, Rabu (3/12), mengatakan
operasi tersebut untuk mengetahui penyakit apa yang diderita anak
pasangan Sumarno (56) dan Mardiana (54), warga transmigrasi yang
bermukim sejak tahun 2005 tersebut.
Penyakit itu sementara disebut
hiperkeratosis, yakni terjadi penebalan atau pengerasan kulit yang
tidak normal pada kuku, telapak kaki dan pantat. Bagian penebalan pada
kuku keduapuluh kuku jari tangan dan kaki itu berkisar panjanganya tiga
hingga lima centimeter.
“Pada bagian kulit wajahnya terkelupas
dan bibirnya pecah-pecah. Kami belum dapat mendiagnosa secara tepat
penyakit apa yang diderita Tedy,” katanya.
Menurut Tuti, sampel jaringan itu
dikirim untuk pemeriksaan di laboraturium Fakultas Kedokteran
Universitas Hasannuddin di Makasar, Sulawesi Selatan dan Laboraturium
Kesehatan Surabaya, Jawa Timur. Hal ini untuk memastikan penyakit itu
apakah akibat infeksi atau karena kelainan gen. “Kami juga akan
mengirim sampel untuk pemeriksaan kromosom di Fakultas Kedokteran UGM,
Yogyakarta. Tetapi, biayanya cukup besar,” kata dokter spesialis kulit
dan kelamin tersebut.
Tuti
juga menyatakan, penyakit yang diderita Tedy tidak sama dengan penyakit
kutil yang diderita Dede Kuswara atau yang dikenal “Dede Manusia Akar”
dari Desa Tanjungjaya, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat.
Diagnosis dokter RS Hasan Sadikin Bandung, Dede menderita epidermodysplasia verruciformis,
yaitu kelainan kulit ekstrem berupa tumbuhnya bintil dan bercak
bersisik, terutama di tangan. Hal itu akibat infeksi Human Papilloma
Virus dan kelainan sistem imunitas (Kompas,13/2/2009).
Penyakit Tedy sepertinya bukan kutil
karena hanya tumbuh pada bagian kuku tangan dan kaki. Ini penyakit
langka dan baru pertama kali ditemukan di Kaltim. “Saya juga sudah
menjelajah di internet, namun belum menemukan adanya informasi mengenai
penyakit serupa,” ungkapnya.
Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo,
Syafak Hanung mengatakan Tedy masuk rumah sakit pada Minggu (20/11).
Anak keempat dari pasangan Sumarno dan Mardiana, warga transmigrasi
asal Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ini adalah pasien
rujukan dari RSUD Pangeran Sebaya, Tanahgrogot, Kabupaten Pasir. Tedy
mulai menjalani perawatan di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, hari Senin
(30/11).
Penderitaan Tedy ini diketahui saat
Bupati Pasir Ridwan Suwidi berkunjung ke lokasi pemukiman transmigrasi
Pasir Balengkong. Ridwan kemudian meminta anak tersebut diperiksa
kesehatannya. “Biaya sepenuhnya ditanggung Pemerintah Kabupaten Pasir
karena keluarga Tedy termasuk keluarga tidak mampu,” katanya.
Sumarno, ayah Tedy, mengatakan,
penyakit yang diderita anaknya berlangsung sejak umur satu tahun. Saat
itu masih bermukim di Kartasura. “Tetapi, yang dia derita itu panas
yang tinggi, mimisan dan bibirnya seperti sariawan. Sudah macam-macam
obat sariawan dicoba, tetapi nggak sembuh-sembuh. Bahkan, sudah pernah
dibawa ke rumah sakit Panti Waluyo, Solo, Surakarta,” katanya.
Menurut Sumarno, pertumbuhan penyakit
itu mulai terjadi sejak bertransmigrasi di Kabupaten Pasir empat tahun
lalu. Di sana, Tedy tidak pernah diobati. Untuk mengurangi bagian kuku
yang menebal tersebut, biasanya tangan dan kaki Tedy direndam pada air
hangat lebih dari satu jam, setelah kukunya agak lemah barulah
dipotong. Tetapi, penyakit itu ternyata tumbuh terus.
“Kami tidak tahu lagi bagaimana harus
menyembuhkannya. Kalau pada saya, kulit menebal seperti itu hanya ada
pada jari kaki kiri pada kelingking saja,” katanya.